Eksposur
valuta asing akan dialami oleh perusahaan yang melakukan pembayaran dan / atau
menerima pendapatan dalam valuta asing. Eksposur valuta asing timbul karena
kurs valuta asing selalu berubah.
Eksposur
transaksi mengukur perubahan pada nilai transaksi karena terdapat perbedaan
antara kurs valuta asing pada saat transaksi disepakati dan saat transaksi
diselesaikan/ dipenuhi. Eksposur transaksi akan mempengaruhi aliran kas jangka
pendek perusahaan.
Apakah
Pemagaran Risiko (Hedging) Perlu Dilakukan
Umumnya
untuk mengantisipasi risiko penyimpangan aliran kas dari yang diharapkan,
perusahaan menempuh strategi pemagaran risiko (hedging). Para pakar yang
tidak setuju dengan upaya hedging umumnya berpendapat bahwa :
·
Pemegang saham
jauh lebih mampu mendiversifikasikan risiko mata uang (currency risk) dibanding
manajemen perusahaan.
·
Manajemen risiko mata uang tidak menambah nilai perusahaan.
·
Manajemen tidaklah lebih pintar dari pasar.
Sementara itu, para pakar yang setuju dengan
upaya hedging, mengajukan argumen-argumen sebagai berikut:
·
Pemegang saham memang lebih mampu mendiversifikasikan
risiko mata uang.
·
Manajemen risiko mata uang memang tidak menambah niali
perusahaan secara langsung, tetapi dengan hedging manajemen akan mampu
meningkatkan mutu perencanaan.
·
Apabila perusahaan tidak mempunyai perencanaan yang
akurat atas aliran kasnya, perusahaan akan lebih mudah terjebak dalam posisi
keuangan yang sulit, karena tidak likuid.
·
Manajemen lebih mampu mengenali ketidakseimbangan pasar,
dibanding pemegang saham.
Mengukur
Eksposur Transaksi
Fluktuasi
nilai transaksi kas di masa yang akan datang karena perubahan kurs valuta asing
akan memberikan eksposur transaksi bagi perusahaan. Eksposur transaksi antara
lain disebabkan oleh beberapa hal :
1. Pembelian atau penjualan barang atau jasa
secara kredit, dimana harga dinyatakan dalam mata uang asing;
2. Pinjam meminjam dana yang pelunasannya
dinyatakan dalam mata uang asing.
Fase-fase terjadinya eksposur
t1 : penjual menyampaikan harga ke pembeli (verbal
atau tertulis)
t2 : pembeli
menyampaikan pesanan kepada penjual
t3 : penjual
mengirimkan produk dan tagihan kepada pembeli
t4 : pembeli
menyelesaikan transaksi dengan membayar tagihan
t1-t2 : eksposur
kuotasi (quotation exposure)
t2-t3 : eksposur
pra pemenuhan pesanan (backlog exposure)
t3-t4 :
eksposur penagihan (billing expposure)
Manajemen
Eksposur Transaksi Melalui Kontrak Hedging Valuta Asing
Eksposur
transaksi dapat dikelola dengan melakukan kontrak hedging valuta asing atau
menempuh strategi operasi tertentu. Kontrak hedging valuta asing bisa dilakukan
di pasar forward, pasar future, pasar uang, dan pasar
opsi. Selain itu upaya hedging juga dapat ditempuh dengan mengadakan
kesepakatan swap. Kesepakatan swap yang sering digunakan adalah back-to-back
loans, currency swap, dan credit swap.
Swap
valuta asing adalah kesepakatan antara dua pihak untuk mempertukarkan
sejumlah tertentu dana dalam mata uang yang berbeda, dan selang setelah periode
tertentu, mengembalikan dana yang diterima dalam jumlah yang sama.
Manajemen
Eksposur Transaksi dengan Memodifikasi Strategi Operasi
Strategi
yang banyak ditempuh untuk mengelola eksposur transaksi adalah :
1. Leads
dan Lags : Menentukan Ulang Saat Transfer Dana
Istilah leads berarti mempercepat pembayaran dan lags
memperlambat pembayaran. Jika sebuah perusahaan memiliki utang dalam mata uang
kuat dunia,dimana kemungkinan mata uang tersebut untuk berapresiasi terhadap
mata uang domestik cukup besar, maka akan lebih aman kalau perusahaan membayar
lebih awal hutangnya. Kalau perusahaan berhutang dalam mata uang lemah dunia,
yang cenderung terdepresiasi terhadap mata uang domestik, maka akan lebih
menguntungkan kalau perusahaan memperlambat pembayaran utangnya.
Leads
dan Lags Antar Perusahaan Independen
Leading atau lagging antar perusahaan-perusahaan independen dapat dilakukan
jika perusahaan-perusahaan yang terlibat dalam transaksi bersedia mengikuti
usulan mitranya. Untuk kesediaannya itu, biasanya ada semacam kontraprestasi
yang diperoleh.
Leads dan Lags Antar Perusahaan-Perusahaan dalam Satu Induk
Strategi leads dan Lags lebih mudah diterapkan antar perusahaan dalam satu
induk, karena memiliki tujuan yang sama. Transaksi antar perusahaan dalam satu
induk dapat berupa transaksi operasi atau transaksi keuangan. Strategi leads
dan lags terkadang juga sulit diterapkan dlam perusahaan multinasional.
Beberapa penyebabnya antara lain karena setiap anak perusahaan dianggap sebagai
perusahaan independent dan karena porsi kepemilikan induk perusahaan terhadap
perusahaan afiliasi tidak besar.
2. Reinvoicing Centers
Sebuah reinvoicing
centers adalah anak perusahaan dari suatu perusahaan multinasional yang
berada di suatu negara tertentu yang berfungsi mengelola eksposur transaksi
perusahaan-perusahaan afiliasi.
Keuntungan utama
dari reinvoicing center adalah manajemen eksposur transaksi antar
perusahaan afiliasi dipusatkan pada satu lokasi. Karena semua transaksi
dipusatkan di satu tempat, volume transaksi akan sangat besar sekali. Disini reinvoicing
center memiliki posisi tawar menawar yang kaat dengan bank untuk
mendapatkan hasil yang optimal.
Sedangkan
kerugian utamanya adalah perusahaan harus mendirikan suatu anak perusahaan
khusus untuk mengelola reinvoicing center, dimana biaya yang dikeluarkan
mungkin lebih besar dari manfaat yang diperoleh.
3. Menetapkan Klausula Pembagian Risiko dengan
Pelanggan
Kesepakatan
pembagian risiko (risk sharing) umumnya diberlakukan antara pemasok dan
pelanggan yang memiliki hubungan bisnis jangka panjang. Kesepakatan ini akan
ditambahkan dalam kontrak kerja sama. Tujuan utama dari risk sharing adalah
untuk memelihara eksistensi masing-masing pihak, agar kerja sama tetap
berlangsung.