Senin, 23 Desember 2013

EKSPOSUR TRANSAKSI




                                            
            Eksposur valuta asing akan dialami oleh perusahaan yang melakukan pembayaran dan / atau menerima pendapatan dalam valuta asing. Eksposur valuta asing timbul karena kurs valuta asing selalu berubah.
            Eksposur transaksi mengukur perubahan pada nilai transaksi karena terdapat perbedaan antara kurs valuta asing pada saat transaksi disepakati dan saat transaksi diselesaikan/ dipenuhi. Eksposur transaksi akan mempengaruhi aliran kas jangka pendek perusahaan.
Apakah Pemagaran Risiko (Hedging) Perlu Dilakukan
            Umumnya untuk mengantisipasi risiko penyimpangan aliran kas dari yang diharapkan, perusahaan menempuh strategi pemagaran risiko (hedging). Para pakar yang tidak setuju dengan upaya hedging umumnya berpendapat bahwa :
·          Pemegang saham jauh lebih mampu mendiversifikasikan risiko mata uang (currency risk) dibanding manajemen perusahaan.
·         Manajemen risiko mata uang tidak  menambah nilai perusahaan.
·         Manajemen tidaklah lebih pintar dari pasar.
Sementara itu, para pakar yang setuju dengan upaya hedging, mengajukan argumen-argumen sebagai berikut:
·         Pemegang saham memang lebih mampu mendiversifikasikan risiko mata uang.
·         Manajemen risiko mata uang memang tidak menambah niali perusahaan secara langsung, tetapi dengan hedging manajemen akan mampu meningkatkan mutu perencanaan.
·         Apabila perusahaan tidak mempunyai perencanaan yang akurat atas aliran kasnya, perusahaan akan lebih mudah terjebak dalam posisi keuangan yang sulit, karena tidak likuid.
·         Manajemen lebih mampu mengenali ketidakseimbangan pasar, dibanding pemegang saham.

Mengukur Eksposur Transaksi
            Fluktuasi nilai transaksi kas di masa yang akan datang karena perubahan kurs valuta asing akan memberikan eksposur transaksi bagi perusahaan. Eksposur transaksi antara lain disebabkan oleh beberapa hal :
1.      Pembelian atau penjualan barang atau jasa secara kredit, dimana harga dinyatakan dalam mata uang asing;
2.      Pinjam meminjam dana yang pelunasannya dinyatakan dalam mata uang asing.
Fase-fase terjadinya eksposur
t1      :  penjual menyampaikan harga ke pembeli (verbal atau tertulis)
t2      : pembeli menyampaikan pesanan kepada penjual
t3      : penjual mengirimkan produk dan tagihan kepada pembeli
t4      : pembeli menyelesaikan transaksi dengan membayar tagihan
t1-t2  : eksposur kuotasi (quotation exposure)
t2-t3  : eksposur pra pemenuhan pesanan (backlog exposure)
t3-t4  : eksposur penagihan (billing expposure) 
Manajemen Eksposur Transaksi Melalui Kontrak Hedging Valuta Asing
          Eksposur transaksi dapat dikelola dengan melakukan kontrak hedging valuta asing atau menempuh strategi operasi tertentu. Kontrak hedging valuta asing bisa dilakukan di pasar forward, pasar future, pasar uang, dan pasar opsi. Selain itu upaya hedging juga dapat ditempuh dengan mengadakan kesepakatan swap. Kesepakatan swap yang sering digunakan adalah back-to-back loans, currency swap, dan credit swap.
          Swap valuta asing adalah kesepakatan antara dua pihak untuk mempertukarkan sejumlah tertentu dana dalam mata uang yang berbeda, dan selang setelah periode tertentu, mengembalikan dana yang diterima dalam jumlah yang sama.


Manajemen Eksposur Transaksi dengan Memodifikasi Strategi Operasi  
          Strategi yang banyak ditempuh untuk mengelola eksposur transaksi adalah :
1.  Leads dan Lags : Menentukan Ulang Saat Transfer Dana
Istilah leads berarti mempercepat pembayaran dan lags memperlambat pembayaran. Jika sebuah perusahaan memiliki utang dalam mata uang kuat dunia,dimana kemungkinan mata uang tersebut untuk berapresiasi terhadap mata uang domestik cukup besar, maka akan lebih aman kalau perusahaan membayar lebih awal hutangnya. Kalau perusahaan berhutang dalam mata uang lemah dunia, yang cenderung terdepresiasi terhadap mata uang domestik, maka akan lebih menguntungkan kalau perusahaan memperlambat pembayaran utangnya.
          Leads dan Lags Antar Perusahaan Independen
Leading atau lagging antar perusahaan-perusahaan independen dapat dilakukan jika perusahaan-perusahaan yang terlibat dalam transaksi bersedia mengikuti usulan mitranya. Untuk kesediaannya itu, biasanya ada semacam kontraprestasi yang diperoleh.
Leads dan Lags Antar Perusahaan-Perusahaan dalam Satu Induk
Strategi leads dan Lags lebih mudah diterapkan antar perusahaan dalam satu induk, karena memiliki tujuan yang sama. Transaksi antar perusahaan dalam satu induk dapat berupa transaksi operasi atau transaksi keuangan. Strategi leads dan lags terkadang juga sulit diterapkan dlam perusahaan multinasional. Beberapa penyebabnya antara lain karena setiap anak perusahaan dianggap sebagai perusahaan independent dan karena porsi kepemilikan induk perusahaan terhadap perusahaan afiliasi tidak besar.
2. Reinvoicing Centers
    Sebuah reinvoicing centers adalah anak perusahaan dari suatu perusahaan multinasional yang berada di suatu negara tertentu yang berfungsi mengelola eksposur transaksi perusahaan-perusahaan afiliasi.
    Keuntungan utama dari reinvoicing center adalah manajemen eksposur transaksi antar perusahaan afiliasi dipusatkan pada satu lokasi. Karena semua transaksi dipusatkan di satu tempat, volume transaksi akan sangat besar sekali. Disini reinvoicing center memiliki posisi tawar menawar yang kaat dengan bank untuk mendapatkan hasil yang optimal.
    Sedangkan kerugian utamanya adalah perusahaan harus mendirikan suatu anak perusahaan khusus untuk mengelola reinvoicing center, dimana biaya yang dikeluarkan mungkin lebih besar dari manfaat yang diperoleh.
3.  Menetapkan Klausula Pembagian Risiko dengan Pelanggan
    Kesepakatan pembagian risiko (risk sharing) umumnya diberlakukan antara pemasok dan pelanggan yang memiliki hubungan bisnis jangka panjang. Kesepakatan ini akan ditambahkan dalam kontrak kerja sama. Tujuan utama dari risk sharing adalah untuk memelihara eksistensi masing-masing pihak, agar kerja sama tetap berlangsung.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar